Terbaru

Kalah dalam Referendum, PM Italia Mengundurkan Diri | Kontak Perkasa Futures

Kontak Perkasa Futures

Penjabat perdana menteri ini akan menjalankan roda pemerintahan hingga digelarnya pemilihan umum pada musim semi 2018. Menteri Keuangan Pier Carlo Padoan menjadi kandidat kuat untuk menggantikan Renzi sebagai presiden dewan para menteri, sebutan resmi bagi perdana menteri Italia.

Perdana Menteri Italia Matteo Renzi, Senin (5/12/2016) dini hari waktu setempat, mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya. Renzi memutuskan mundur setelah pemerintahannya kalah dalam referendum yang digelar untuk menjalankan reformasi konstitusi. Kementerian dalam negeri memperkirakan kubu "No" yang dimotori partai populis Five Star Movement, memenangkan referendum dengan meraup 59,5 dukungan suara.

Presiden Matarella kemudian akan bertugas membentuk pemerintahan baru, dan jika dia tak berhasil maka presiden akan menggelar pemilihan umum lebih cepat. Sejumlah analis mengatakan, skenario yang paling memungkinkan adalah ditunjuknya seorang penjabat perdana menteri untuk menggantikan Renzi.

"Perjalanan saya dalam pemerintahan berakhir di sini," ujar Renzi dalam sebuah jumpa pers tak lama setelah pemerintah dipastikan kalah dalam referendum. Renzi mengatakan, dia segera menghadap Presiden Sergio Mattarella untuk menyerahkan surat pengunduran dirinya setelah menggelar rapat kabinet terakhir.

Tak Didukung Benahi Parlemen, PM Italia Renzi Undur Diri | Kontak Perkasa Futures

Renzi dalam konferens pers, Senin, 5 Desember 2016 mengakui kekalahannya dalam referendum setelah penghitungan suara yang disiarkan media pemerintah RAI menyebutkan, 41-46 persen mendukung reformasi konstitusi dan 54-58 persen menyatakan tidak setuju.

Perdana Menteri Italia Matteo Renzi akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya setelah hasil referendum tidak mendukung upayanya membenahi birokrasi di parlemen.

Renzi melanjutkan, ia akan meminta rapat Kabinet pada sore ini untuk menjelaskan pengunduran dirinya dan meminta Presiden Italia,  Sergio Mattarella, untuk memilih penggantinya guna melanjutkan pemerintahan yang tersisa 2,5 tahun.

"Semoga berhasil untuk kita semua," kata Renzi kepada wartawan seperti dikutip dari BBC. 

Ia juga bermaksud mengurangi jumlah anggota Senat dari 315 orang menjadi 100 orang. Dan mengakhiri pemilihan Senat dan mengisinya dengan 21 wali kota regional, 74 kepala dewan regional dan lima anggota lainnya yang dipilih presiden.

Renzi sejak awal menginginkan perampingan birokrasi terutama di parlemen agar negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Eropa itu dapat lebih kompetitif. 

Renzi senasib dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron yang menggelar referendum untuk memilih Inggris keluar atau bertahan dengan Uni Eropa. Cameron akhirnya mundur setelah gagal meraih suara dukungan agar Inggris tetap bergabung dengan Uni Eropa. 

Menurut Renzi, birokrasi di Senat terlalu berbelit-belit dan gemuk. Renzi menginginkan pengurangan Senat yang saat ini setara dengan Deputi di Chamber. Parlemen Italia menjalankan sistem dua kamar atau bikameral, yakni Chamber of Deputies dan Senat.

Namun hasil referendum ternyata memenangkan kelompok penolak ide Renzi yang dimotori oleh mantan aktor komedian Beppe Grillo. Oposisi ini menamakan kelompoknya Five Star Movement dan kelompok Liga Utara anti-imigran. 

Renzi memperkirakan reformasi birokrasi di parlemen akan memangkas biaya politik sekitar US$ 530 juta atau Rp 7,1 triliun per tahun. 

Kemenangan kelompok sayap kanan Italia ini mendapat ucapan selama dari pemimpin Front Nasional Prancis, Marine Le Pen. "Masyarakat Italia telah mengingkari Uni Eropa dan Renzi. Kita harus mendengarkan kepada yang haus akan kemerdekaan bangsa-bangsa," ujar Marine Le Pen melalui akun Twitternya. 

Dengan begitu, kelompok Five Star Movement dan Liga Utara anti-imigran memenangkan referendum dan akan menggelar pemilihan umum tahun 2018. 

Kontak Perkasa Futures

0 Response to "Kalah dalam Referendum, PM Italia Mengundurkan Diri | Kontak Perkasa Futures"